Ramya Sukardi

Wednesday, August 22, 2007

Bahayanya Staples

Sekarang banyak makanan yang terbungkus plastik lalu diluarnya diberi staples. Memang benar, staples untuk penahan makanan itu agar tidak keluar dari bungkusnya. Tapi ingat!! Makanan seperti itu berbahaya cuma karena STAPLES!!
MAU TAHU, KENAPA?!

Kita mungkin lupa mencabut lalu membuang staplesnya dulu. Kenapa harus!? Kalau hanya kita buka dari salah satu bagiannya dan staplesnya masih ada (atau nyangkut) di pembungkusnya dan kita makan makanannya, daaan…
STOP!
STAPLESnya bisa jatuh ke makanannya tanpa kita ketahui!
Coba bayangkan, enak nggak? Makan STAPLES? Rasa coklat atau mangga? Nggak mungkin!!!

Tinggal ingat ABC!....
Jadi:
Ambil staplesnya
Buang ke tempat sampah
Cicip makanannya!


* Jangan lupa untuk adik balita yang belum mengerti, kamu bantu buang staplesnya!


Ramya Sukardi
22 Agustus 2007

Labels:

Tuesday, August 21, 2007

Ramai-Ramai Jadi Penulis Cilik

Profil Ramya yang ada di Nakita no 429, Juni 2007


http://www.tabloid-nakita.com/Khasanah/khasanah09429-01.htm

http://www.tabloid-nakita.com/Khasanah/khasanah09429-02.htm

http://www.tabloid-nakita.com/Khasanah/khasanah09429-03.htm

http://www.tabloid-nakita.com/Khasanah/khasanah09429-04.htm


Mama
22 Agustus 2007

Labels:

Monday, August 13, 2007

Mimpi yang Aneh

Terasa aku naik perahu kayak, duduk paling depan. Di belakangku ada oma. Aku dan penumpang yang lain semuanya memakai kacamata snorkeling, tapi tidak ada pipa udaranya. Kami berada di sungai yang kanan kirinya tebing tinggi, tembus sampai ke dalam air. Aku agak takut saat itu karena duduk paling depan, tapi oma menghiburku.

Maju sedikit demi sedikit, perahunya lama-lama turun ke dalam air! Sampai kepalaku terbenam, tetapi ajaibnya aku tetap bisa bernapas. Aku lihat airnya berwarna biru….sekali. Sungainya ternyata sangat dalam. Kami terus menyelam…. dan menyelam…… sampai perahunya lepas menghilang, jadi kami bisa mengulurkan kaki. Tetapi kami penumpangnya tetap berderet seperti dalam posisi di perahu. Di dalam sungai sepi, tidak ada ikan hias atau ikan-ikan kecil lainnya.

Tiba-tiba ada seekor penyu raksasa mendatangi kami. Tetapi ia hanya lewat di sebelah kananku, tidak membuat kekacauan. Besar…. sekali! Berenang tanpa bunyi. Sepertinya ia penyu yang pendiam. Aku tidak tahu umurnya berapa. Kami semua melanjutkan perjalanan.

Akhirnya kami sampai di tempat yang sempit daripada sebelumnya, karena tebingnya lebih menonjol dan rapat. Kurasa penyu tadi gak bakalan bisa lewat menyeberang.

Kami mampir untuk melihat bintang laut yang menempel di tebing. Hmmm…. Ada banyak bulatan aneh kecil melayang bertebaran di sekitarku. Satu mengenai pipaku. Ah…rasanya panas sedikit!

Sebenarnya masih ada lanjutannya.
Aku berada di Puriland. Naik ayunan. Habis itu aku pergi ke restoran yang penuh lumpur lengket. Lalu aku dan ayah mengambil rapot di sekolah.
Nggak nyambung ya?

Benar-benar mimpi yang aneh!


Ramya Sukardi
5 Juli 2007 malam

Labels:

Bintang dan Bulan

Pada malam hari Bintang berkata kepada Bulan ,”Bulan, kenapa kau lebih besar daripada aku?” tanyanya. Tetapi, Bulan tidak menjawab. Ia hanya terdiam saja.
“Kenapa kau tidak menjawab perkataanku? Kan aku tidak bersalah kepada kau?” tanya Bintang lagi. Tetapi, tetap saja Bulan tidak membuka mulutnya.
“Huh! Ditanya diam saja. Aku akan pergi!” seru Bintang marah. Kemudian Bintang pergi.

Sesudah jauh, Bulan baru membuka mulutnya. Ia berkata,”Maafkan aku Bintang. Aku hari ini sedang sakit dan sinarku terlihat gelap,” kata Bulan dengan muka yang pucat. Saat orang-orang melihat ke langit dan menatap bulan, mereka sangat sedih melihat kegelapan di antara langit hitam.

“Aku heran kepada Bulan? Kenapa ia tidak berkata apapun kepadaku? Kenapa malam ini sinarku lebih terang daripada Bulan? Kenapa ya?....” tanya Bintang di tengah jalan. Ia lalu bertemu dengan planet Jupiter.
“Bintang, kenapa kau pergi? Seharusnya kau ada di dekat Bulan dan bukankah hari ini hari yang disukai Bulan?” tanya planet Jupiter.
“Tidak! Aku benci kepada Bulan. Ia sangat menjengkelkan!!” seru Bintang.
“Bintang, kau tidak boleh berkata seperti itu. Itu kan tidak baik! Memang terjadi apa antara kau dan Bulan?” tanya planet Jupiter.
“Aku hanya menanyakan Bulan, kenapa ia lebih besar daripada aku. Hanya begitu. Memang itu tidak baik?” lanjut Bintang.
“Mungkin Bulan tidak mendengarmu. Mungkin ia sedang melamun,” kata planet Jupiter.
“Tidak mungkin! Biasanya Bulan sekali ditanya, ia langsung menjawab,” jawab Bintang lagi. “Cobalah Bintang…temui dia lagi. Mungkin ia sekarang akan menjawabmu” bujuk planet Jupiter dengan sabar.
“Baiklah, aku akan mencobanya kembali,” lanjut Bintang.

Setelah itu, Bintang langsung menemui Bulan lagi. Tak lama kemudian Bintang sampai di dekat Bulan. Saat ia menyenggol badan Bulan, Bintang sangat terkejut, ternyata badan Bulan panas. “Bulan! Kau sakit! Kenapa kau tidak bilang padaku!” seru Bintang. Kini Bintang tahu apa penyebabnya Bulan tidak menjawab pertanyaannya.
“Maaf ya…aku tidak bermaksud untuk menimbulkan pertengkaran. Saat tadi kau bertanya, aku mendengarnya kok, tapi saat itu kepalaku pusing dan aku tidak sanggup bicara,” lanjut Bulan lemas.

Setelah mendengar perkataan Bulan, Bintang jadi sedih sampai-sampai ia meneteskan setitik airmatanya. Lalu airmata Bintang mengenai tubuh Bulan. Apa yang terjadi? Ternyata sebuah keajaiban terjadi! Bulan menjadi terang kembali dan sembuh dari penyakitnya!
“Bintang, kau telah menyembuhkanku! Tuhan telah memberi kita persahabatan sejati yang sangat ajaib!!!” teriak Bulan.
“Apa? Benarkah itu? Wah!!! Aku tak percaya!!! Bulan!! Aku berjanji untuk selalu bersahabat denganmu!!” seru Bintang riang.

Lalu orang-orang melihat Bulan bersinar lagi. Mereka kembali senang dan menyebut hari itu sebagai “Hari Dimana Sinar Bulannya Sangat Indah Tak Terlupakan.”

Ramya Sukardi
13 Maret 2006
buku 'Petualangan Ramya' hal 22-23

Labels:

my 'read' shelf: