Ramya Sukardi

Monday, August 13, 2007

Bintang dan Bulan

Pada malam hari Bintang berkata kepada Bulan ,”Bulan, kenapa kau lebih besar daripada aku?” tanyanya. Tetapi, Bulan tidak menjawab. Ia hanya terdiam saja.
“Kenapa kau tidak menjawab perkataanku? Kan aku tidak bersalah kepada kau?” tanya Bintang lagi. Tetapi, tetap saja Bulan tidak membuka mulutnya.
“Huh! Ditanya diam saja. Aku akan pergi!” seru Bintang marah. Kemudian Bintang pergi.

Sesudah jauh, Bulan baru membuka mulutnya. Ia berkata,”Maafkan aku Bintang. Aku hari ini sedang sakit dan sinarku terlihat gelap,” kata Bulan dengan muka yang pucat. Saat orang-orang melihat ke langit dan menatap bulan, mereka sangat sedih melihat kegelapan di antara langit hitam.

“Aku heran kepada Bulan? Kenapa ia tidak berkata apapun kepadaku? Kenapa malam ini sinarku lebih terang daripada Bulan? Kenapa ya?....” tanya Bintang di tengah jalan. Ia lalu bertemu dengan planet Jupiter.
“Bintang, kenapa kau pergi? Seharusnya kau ada di dekat Bulan dan bukankah hari ini hari yang disukai Bulan?” tanya planet Jupiter.
“Tidak! Aku benci kepada Bulan. Ia sangat menjengkelkan!!” seru Bintang.
“Bintang, kau tidak boleh berkata seperti itu. Itu kan tidak baik! Memang terjadi apa antara kau dan Bulan?” tanya planet Jupiter.
“Aku hanya menanyakan Bulan, kenapa ia lebih besar daripada aku. Hanya begitu. Memang itu tidak baik?” lanjut Bintang.
“Mungkin Bulan tidak mendengarmu. Mungkin ia sedang melamun,” kata planet Jupiter.
“Tidak mungkin! Biasanya Bulan sekali ditanya, ia langsung menjawab,” jawab Bintang lagi. “Cobalah Bintang…temui dia lagi. Mungkin ia sekarang akan menjawabmu” bujuk planet Jupiter dengan sabar.
“Baiklah, aku akan mencobanya kembali,” lanjut Bintang.

Setelah itu, Bintang langsung menemui Bulan lagi. Tak lama kemudian Bintang sampai di dekat Bulan. Saat ia menyenggol badan Bulan, Bintang sangat terkejut, ternyata badan Bulan panas. “Bulan! Kau sakit! Kenapa kau tidak bilang padaku!” seru Bintang. Kini Bintang tahu apa penyebabnya Bulan tidak menjawab pertanyaannya.
“Maaf ya…aku tidak bermaksud untuk menimbulkan pertengkaran. Saat tadi kau bertanya, aku mendengarnya kok, tapi saat itu kepalaku pusing dan aku tidak sanggup bicara,” lanjut Bulan lemas.

Setelah mendengar perkataan Bulan, Bintang jadi sedih sampai-sampai ia meneteskan setitik airmatanya. Lalu airmata Bintang mengenai tubuh Bulan. Apa yang terjadi? Ternyata sebuah keajaiban terjadi! Bulan menjadi terang kembali dan sembuh dari penyakitnya!
“Bintang, kau telah menyembuhkanku! Tuhan telah memberi kita persahabatan sejati yang sangat ajaib!!!” teriak Bulan.
“Apa? Benarkah itu? Wah!!! Aku tak percaya!!! Bulan!! Aku berjanji untuk selalu bersahabat denganmu!!” seru Bintang riang.

Lalu orang-orang melihat Bulan bersinar lagi. Mereka kembali senang dan menyebut hari itu sebagai “Hari Dimana Sinar Bulannya Sangat Indah Tak Terlupakan.”

Ramya Sukardi
13 Maret 2006
buku 'Petualangan Ramya' hal 22-23

Labels:

4 Comments:

Blogger Seika Koizumi said...

Wah.. Bagus banget karangannya..

Oh ya salam kenal aku Seika.

:)

8:27 PM  
Anonymous Anonymous said...

assalamu'alaikum kak..
sy boleh masukin cerpen bulan & bintang itu ke blog sy g'?
tenang aja, hak cipta tetep dilampirin kok...
n_n

5:32 PM  
Anonymous ratna said...

whoouuw qrenz buanget slam kenal aku ratna thanks .add email ym q ratna_nur_latifah

ratna nur latifah

3:59 PM  
Blogger v!@n&@ /@/@/@/@/@..... said...

kakak, aku comment lagi nih. Aku suka ceritanya kak. Seru banget. Aku juga punya blog. Ini kak :
www.viandarabillaputri.blogspot.com. mampir ya kak.

3:58 AM  

Post a Comment

<< Home

my 'read' shelf: