Ramya Sukardi

Wednesday, September 13, 2006

Kupu-kupu yang Kehujanan

Pada sore hari ada kupu-kupu kecil sedang hinggap di bunga cantik. Ia sedang menghisap madu yang ada di dalam bunga itu dan tiba-tiba saja…”Hap” hampir seorang anak perempuan ingin menangkapnya. Kupu-kupu itu terbang karena terkejut melihat manusia. Kupu-kupu itu bernama Treni. Ia betina dan sayapnya sangat indah bukan main. Setiap orang yang melihat kupu-kupu cantik itu selalu saja ingin menangkapnya, tapi Treni terbang tinggi karena ia tidak mau dikandangkan di penjara kecil. Treni ingin tahu segala binatang yang belum diketahuinya.

“Kepak kepak” suara kepakan sayap Treni. “Kenapa langit menjadi gelap dan juga mana binatang lain juga serangga-serangga lain, ada apa ini?” tanya Treni bingung. Karena Treni ketakutan ia terbang tinggi sekali dan awan hitam gelap mulai datang dan hujan mulai turun.

“Aduh sayapku basah, oh…tidak, hujan akan turun! Oh…bagaimana ini, aku harus mencari tempat berlindung, kalau tidak aku bisa kebasahan” teriak Treni. Lalu Treni menuju ke lubang yang ada di samping bawah pohon apel dan Treni masuk ke dalam lubang itu. “Aduh…akhirnya aku sampai di tempat ini. Auwww!!” teriak Treni kesakitan, karena sayap kiri Treni tergigit oleh belalang. “Hey kau ingin apa di sini. Ini tempatku, bukan tempatmu. Pergi sana, aku tidak suka kau berada di sini!” usir belalang itu dari lubang yang lebih dalam. “Aku hanya ingin beristirahat sebentar di sini. Aku akan pergi kalau hujan sudah mulai reda. Di luar sana banyak petir yang menyambar” lanjut Treni tidak mau kalah. “Aku juga tidak mau kau ada di luar sana tetapi kata ibuku aku harus menjaga rumahku dan tidak boleh ada satu seranggapun yang boleh masuk” jawab belalang tadi. “Baiklah kalau itu nasihat ibumu, aku akan pergi” lanjut Treni. Kemudian Treni keluar dari lubang kecil itu dan mencari tempat perlindungan.

“Pak kepak-kepak” kepakan sayap Treni lagi. Ia menuju semak-semak di tepi danau ikan. Hap, ia hinggap di semak-semak yang ditemuinya. “Eh ternyata di sini tidak ada serangga yang tinggal. Aduh..senangnya” kata Treni sambil beristirahat. Tiba-tiba saja kilat menyambar ke dalam semak-semak yang Treni tempati. “Duer!!” suara kilat. Hampir saja Treni terkena. Ia langsung terbang, kehujanan lagi dengan sayap kiri yang sakit. “Aku ta…ta…kut…kalau serangga tinggal di sana pasti takut juga sepertiku” kata Treni menyesali diri.

Di tengah jalan, hujan mulai berhenti dan matahari mulai bersinar terang lagi. Serangga-serangga mulai keluar dari rumah masing-masing. Treni sangat gembira tapi ia terjatuh ke tanah dan perlahan-lahan semua serangga mengerubutinya. Ternyata sayap kirinya patah, sehingga ia tak bisa terbang lagi!

Belalang yang menggigit sayap Treni datang “Maaf ya…aku tidak sengaja menggigit sayapmu. A…ak…aku tidak tahu kalau kau baik tapi e….sekali lagi aku minta maaf” kata belalang itu. “Iya tidak apa-apa. Aku juga akan bisa terbang lagi. Eh aduh..au…!” seru Treni. Ternyata saat Treni berkata, sayap kirinya tumbuh lagi dan Treni kelihatan lebih cantik dari pada sebelumnya. “Wah…tidak kusangka aku bisa terbang lagi. Ayo semua kita terbang mengelilingi pelangi!” sorak Treni sambil mulai menggerakkan sayap barunya. Semua serangga terbang mengelilingi pelangi yang sangat indah.

Ramya Sukardi
28 Agustus 2005
Dimuat di Kompas Anak, Minggu, 10 September 2006

Labels:

1 Comments:

Anonymous Nadia Syarifah said...

kak ramya bagus banget blognya kak!

5:16 AM  

Post a Comment

<< Home

my 'read' shelf: